Posted Kamis, 03 Januari 2013 by Admin
klacommunity.blogspot.com - NGAWI™ Hujan semalaman yang mengguyur
wilayah Ngawi dan sekitarnya tak urung membuat perasaan was-was bagi
sebagian warga apalagi mereka yang tinggal di dekat bantaran Kali Madiun
yang kondisinya mulai meluap. Dari pantauan dilokasi menunjukan
permukaan air hampir menyentuh bibir plengsengan.
“Kalau saja nanti malam hujan lagi semalam suntuk
dipastikan luapan Kali Madiun akan masuk ke areal perkampungan,” terang
Suyono, warga Dusun Pojok, Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota, Kamis
(3/1).
Dengan adanya ancaman banjir tersebut dirinya mulai mempersiapkan segala
sesuatu guna pengamanan harta benda miliknya. Sejak terjadi hujan yang
terus-terusan sejak tiga hari ini papar Suyono, dirinya mulai
mengamankan barang-barang berupa perabotan rumah tangga dengan menaruh
dibagian atas yang sekiranya jauh dari jangkauan air.
Imbuhnya, pengalaman banjir yang paling parah terjadi diwilayahnya
terjadi pada tahun 2007. Saat itu ketinggian banjir sampai atap rumah
sehingga tidak pelak dirinya bersama seluruh keluarga terpaksa mengungsi
hingga beberapa hari ke tempat yang aman. “Mudah-mudahan tahun ini
aman-aman saja tidak terjadi banjir, meski demikian kita tetap waspada
terhadap datangnya banjir luapan Kali Madiun itu,” kata Suyono.
Mendasar kondisi rawan banjir tersebut pihak Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi mulai meningkatkan kewaspadaan
dalam 24 jam. Seperti keterangan dari Kepala BPBD Kabupaten Ngawi, Eko
Heru Cahyono, dalam menghadapi banjir tahunan kiriman dari Kali Madiun
dan Bengawan Solo pihaknya sudah posisi siaga diberbagai tempat yang
masuk wilayahnya.
Bahkan jauh hari pihaknya sudah membentuk tim tanggap banjir di sejumlah
wilayah yang dianggap rawan terjadinya banjir. Tim tersebut sudah
dibentuk di tujuh kecamatan seperti Kwadungan, Pangkur, Geneng, Ngawi
Kota, Pitu, Mantingan dan Kedunggalar. “Kami telah mempersiapkan perahu
karet dan pelampung jika dibutuhkan sewaktu-waktu bila banjir datang
untuk mengevakuasi korban,” jelas Eko Heru Cahyono.
Dan yang telah disediakan saat ini menurutnya ada 6 perahu karet yang
ditempatkan di wilayah dalam kota dan 2 perahu karet ada di Karanganyar.
Selain itu untuk mempercepat informasi terjadinya banjir BPBD juga
bekerja sama dengan Rapi dan Orari sebagai bantuan komunikasi.
Kemudian guna melihat tingkatan siaga rawan banjir, BPBD Kabupaten Ngawi
membeberkan status siaga mendasar ketinggian permukaan air dari dasar
sungai. Misalkan siaga I ketinggian air bila mencapai 6,5 meter dari
dasar sungai, siaga II bila ketinggian air mencapai 7,5 meter sedangkan
siaga III sudah dianggap rawan banjir bila ketinggian air sudah berada
8,5 meter dari permukaan dasar sungai.
“Namun yang menjadi fokus kita yang pertama ada di Kecamatan Kwadungan
dan Pangkur karena wilayah itu pasti pertama kali terkena dampak luapan
Kali Madiun,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar