Posted Senin, 14 Januari 2013 by Admin
klacommunity.blogspot.com - Perut buncit bukan hanya mengganggu penampilan. Sejumlah penyakit
mengintip di balik gelembung perut yang besarnya tidak proporsional bagi
tubuh itu.
Ahli kesehatan dr. Selfie C. Rijal menuturkan, lemak
yang menyebabkan kebuncitan pada perut sebenarnya terdiri dari dua
macam. Pertama, lemak yang disimpan oleh tubuh di bawah kulit atau yang
biasa disebut lemak subkutan (subcutaneous fat). Kedua, lemak yang
disimpan oleh tubuh di rongga perut mengelilingi organ-organ dalam
perut, yang biasa disebut lemak visceral (visceral fat).
Lemak
visceral yang berada di sekeliling perut merupakan sumber asam lemak
bebas yang langsung menuju hati melalui vena porta (vena besar yang
membawa darah dari usus ke hati – red.). Lemak ini relatif resisten
terhadap kerja insulin (hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat).
“Semakin
banyak jumlah lemak visceral ini, maka semakin buncit seseorang,”
ujarnya. Ditegaskan, banyaknya lemak visceral itu berkorelasi dengan
tingkat kebuncitan perut.
Dokter lulusan Universitas Padjajaran
tersebut mengungkapkan bahwa dari dua jenis lemak yang menggelembungkan
bentuk perut, lemak visceral lebih berbahaya. Sebab, terkait dengan
metabolisme seperti resistensi insulin, diabetes, serta sistem peredaran
darah.
Dokter yang bekerja untuk RS Sari Asih, Tangerang, ini
mengungkapkan semakin buncit seseorang, semakin tinggi kemungkinan
mengalami resistensi insulin. Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa
penyakit. Selfie melanjutkan, penyakit yang rentan terhadap perut buncit
di antaranya penyakit jantung, stroke, beberapa jenis kanker, diabetes
tipe 2, serta kekebalan insulin. “Memang orang buncit itu mendapat
risiko lebih dari penyakit. Itulah mengapa perut buncit perlu
dikhawatirkan,” tandasnya.
Bagaimana mengatasinya? Berikut ini tips dari dr. Selfie C. Rijal:
1. Makan lemak sehat
Percaya
atau tidak, program diet rendah lemak tidak akan menghilangkan perut
buncit. Profesor Mehmet Oz, M.D dari Colombia University mengungkapkan
hal tersebut. Yang benar adalah berhenti mengonsumsi nasi putih dan
menggantinya dengan roti gandum murni. Makanlah dengan lemak sehat
seperti alpukat dan minyak zaitun.
2. Turuti keinginan tubuh
Studi
dari American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa jika
seseorang mengikuti apa keinginan tubuhnya saat lapar, ia justru
cenderung makan lebih sedikit dalam jangka waktu tertentu. Saat
seseorang ngidam makan burger keju, mungkin ia akan makan selama
beberapa hari dan kemudian tubuh akan merasa bosan dan mengurangi
permintaan akan makanan tersebut. Pastikan porsinya tidak berlebihan.
3. Atur porsi makan
Studi
yang dilakukan Krista Varady, asisten profesor nutrisi di University of
Illinois, Chicago menemukan orang yang mengurangi porsi makan hariannya
hingga 25 persen, berat badannya berkurang hingga 15 kg dalam 8 minggu.
Begitu pula saat akhir pekan, makan yang terkontrol juga bisa membantu
seseorang mengurangi berat badan cukup signifikan.
4. Sit-up tidak hilangkan lemak
Sebanyak
apapun sit-up yang Anda lakukan, ia tidak akan membasmi lemak di perut.
Ia akan menguatkan otot namun lemak sulit terbakar hanya dengan sit-up.
Sebaliknya, Anda harus melakukan latihan menyeluruh di otot besar
lainnya seperti kaki, bahu, dada dan lainnya agar proses pembakaran
lemak lebih maksimal.
5. Banyak latihan kardio
Jika
Anda sudah menguatkan otot besar dengan latihan beban, maka berikutnya
bisa mempercepat proses pembakaran lemak dengan latihan kardio. Lari
atau aerobik membantu membakar kalori berlebih jika diimbangi dengan
membatasi lemak buruk yang dikonsumsi.
6. Jangan kurang/kelebihan tidur
Kurang
tidur akan membuat metabolisme tubuh melambat sehingga sulit membakar
lemak, sedangkan kelebihan tidur membuat tubuh menjadi pasif dan
terbiasa untuk tidak banyak bergerak. Keduanya memicu penumpukan lemak
dalam waktu yang lebih cepat.
7. Stop minum minuman bersoda (bahkan soda berlabel "Diet")
Studi
10 tahun yang dilakukan oleh University of Texas menemukan orang yang
rutin minum soda diet justru menggemuk lebih cepat ketimbang yang tidak
minum. Hal ini disebabkan pemanis buatan dalam soda membuat perut lebih
cepat buncit dan membuat rasa lapar lebih mudah datang. Gantilah minuman
ini dengan teh atau air lemon murni.
8. Meditasi
Tahukah
Anda, saat berdoa dan bermeditasi, hormon stress kortisol akan
berkurang produksinya? Ya, inilah hormon yang menyebabkan perut buncit.
Jadi, hindarilah stress, perbanyak berdoa dan bermeditasi untuk
menenangkan pikiran dan jiwa. Hanya 15 menit sehari, sudah cukup
membantu.
9. Gula yang tepat
Memakan makanan
manis sudah menjadi gaya hidup orang Indonesia, namun Anda bisa memilih
rasa manis yang tepat. Buah memiliki gula alami, begitu pula dengan
madu. Saat Anda memakan makanan mengandung gula seperti keripik dan nasi
putih, sebagian besar kalori yang masuk berubah menjadi lemak perut.
10. Berolahraga dengan cerdas, bukan dengan keras
Setelah
lemak perut mulai berkurang, saatnya untuk memulai latihan perut.
Berlatihlah dengan merasakan kontraksi, bukan berlebihan. Otot perut
yang kencang akan membantu Anda tampil lebih fit dan segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar