Posted Kamis, 14 Februari 2013 by Admin
NGAWI™ Tak mau terseret masalah, seperti
kasus puso 2011, para petani nampaknya enggan terima bantuan puso lagi,
kalau seandanya ada bantuan serupa di tahun ini. Sementara serangan hama
wereng, telah meluas kebeberapa wilayah kab. Ngawi. Diprediksi
setidaknya ratusan hektar bakal terjadi gagal panen ataupun terpaksa
panen dini.
Rasa trauma yang dialami petani tersebut bukan
tanpa alasan, gagal panen besar-besaran pada dua tahun lalu bermuara
digelontorkan bantuan puso miliaran rupiah dan sebagian dari jumlah itu
hanya dijadikan bancaan oknum pejabat Ngawi.
“Kalau pada tahun ini seandainya gagal penen lagi, jangan sampai mau
didata untuk pengajuan bantuan puso mengapa demikian yang susah kita
malah yang menikmati mereka,” tuding salah satu petani Ngawi yang enggan
disebut namanya, Rabu (13/2).
Sebagai petani padi tambah nara sumber, peristiwa puso yang sempat
menyeret sejumlah nama pejabat pemerintahan merupakan satu bukti
bobroknya birokrasi sekarang ini.
Dirinya juga menilai meskipun sebagai petani hingga sekarang terus
memantau perkembangan kasus puso yang ditangani Polres Ngawi. “Anehnya
dalam kabar terakhir yang saya baca disejumlah media massa kok pelaku
utamanya malah seolah-olah dikaburkan dari mata masyarakat dan hanya
menyebut-nyebut oknum LSM dan wartawan yang ikut terlibat,” keluhnya
lagi.
Bebernya, adanya oknum LSM maupun oknum wartawan yang katanya ikut
menerima suap atas bantuan puso ada sebab akibat didalam system bantuan
ini. “Seandainya pihak yang menjabat sebagai kepala dinas pertanian
waktu terjadinya puso dulu itu bersih tidak memotong hak petani kenapa
risih saat ditanya mereka, makanya kalau bisa dikata sekarang ini maling
teriak maling,” kecamnya.
Memang sesuai data yang berhasil dihimpun media pada dua tahun lalu yang
mengalami kegagalan panen mencapai 2189 hektar berimbas cairnya bantuan
pemerintah untuk petani senilai Rp 3,7 juta setiap hektarnya.
Dari rincianya, jumlah tersebut dari usulan 217 Gapoktan terdiri dari 13
kecamatan dan 70 desa, akan tetapi yang disetujui oleh pusat sebanyak
177 Gapoktan sedangkan sisanya sekitar 40 Gapoktan proposalnya
dikembalikan.
Selain itu teknis penyaluran bantuan tersebut langsung diberikan melalui
rekening Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tanpa singgah ke Dinas
Pertanian.
Sementara Slamet Riayadi S.sos selaku ketua komisi II DPRD Ngawi saat
dikonfirmasi di ruang kerjanya menjelaskan kepada petugas penyidik untuk
menuntaskan perkara puso. Harapnya, jangan sampai petani hanya
dikambing hitamkan atas bantuan tersebut serta pemerintah jangan
dirugikan lantaran ulah segelintir oknum nakal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar