Rabu, 06 Februari 2013

Cara Mencegah dan Mengendalikan Wereng Batang Coklat

Posted Rabu, 06 Februari 2013 by Admin

Ada 3 organisme pengganggu tanaman (OPT) yang saat ini berpotensi menjadi ancaman serius bagi pertanaman padi di Jatim, yaitu Wereng Batang Coklat (WBC), Hawar Daun dan Tungro.

Berikut disajikan uraian singkat mengenai cara mencegah dan mengendalikan WBC.
Gejala
Wereng batang coklat menyerang semua fase tumbuh (mulai di persemaian sampai menjelang panen), dengan mengisap cairan dari dalam jaringan tanaman. Daun tanaman menjadi kuning, tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar).
 
Pengendalian
Tanam VUB tahan wereng coklat, terapkan jajar legowo, pemupukan berimbang sesuai hasil PUTS dan BWD, dan menyemprot tanaman dengan insektisida. Pesemaian disemprot dengan entomopatogen seperti Beauveria bassiana, Metarhizium, Verticillium dengan dosis 5-10 cc/l interval satu minggu.
 
Pengamatan lapang dilakukan 3-7 hari sekali pada pangkal batang. Bila di lahan dijumpai populasi > 3 ekor/rumpun, tanaman disemprot dengan insektisida kontak interval 2 kali seminggu selama 3 kali penyemprotan.
 
Apabila setelah tiga kali penyemprotan insektisida kontak, populasi turun <3 ekor/rumpun, tanaman disemprot insektisida sistemik sampai di pertanaman padi tidak ditemukan wereng coklat. Penyemprotan insektisida diarahkan pada pangkal batang, dilakukan jam 7-10 pagi atau jam 3-5 sote, hindari penyemprotan saat hujan. Pengamatan terus dilakukan 3-7 hari sekali.
 
Contoh insektisida kontak adalah BPMC (Bassa 50 EC, Baycarb 500 EC, Benhur 500 EC atau yang lain sesuai rekomendasi), Betasiflutrin (Buldok 25 EC0), atau insektisida kontak berbahan aktif lain yang direkomendasikan. Contoh insektisida sistemik adalah imidakloprid (Abuki 50 SL, Confidor 200 SL, Winder 100 EC, Imidor 50 SL atau yang lain), buprofezin (Applaud 400 EC), atau insektisida sistemik lain yang direkomendasikan.
 
Bila banyak hujan, penyemprotan insektisida ditambah perekat. Lakukan pengendalian yang sama pada tanaman padi pada radius 100-200 m (M. Cholil Mahfud, BPTP Jatim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar