Posted Sabtu, 16 Februari 2013 by Admin
NGAWI™ Sedikitnya dua kecamatan diwilayah
kabupaten Ngawi, yakni Kwadungan dan Padas, disambangi banjir.
Intensitas hujan dalam sepekan terakir yang cukup tinggi menenggelamkan
beberapa perkampungan, dan yang terparah, para petani terancam merugi
lantaran lahan persawahannya ludes terendam banjir, (16/2).
Seperti pantauan media dilokasi sedikitnya
puluhan hektar lahan padi ikut terendam dengan ketinggian air sekitar
setengah meter lebih. Sehingga ratusan petani padi lebih memilih panen
awal dengan resiko harga turun drastis.
Pengakuan Suwarno salah satu petani asal Dusun Ngemplak, Desa Purwosari,
Kecamatan Kwadungan mengatakan, dirinya harus menanggung kerugian
separuh lebih dari biasanya karena saat padinya dipanen baru berumur 78
hari padahal normalnya 90 hari.
“Dengan terpaksa kita panen padi awal daripada terendam semua kan malah
rugi, tapi jelas harganya kalau dijual tinggal separuh,” terang Suwarno.
Kejadian banjir semacam ini lanjutnya, sudah terjadi hampir tiap tahun
disaat awal musim atau pertengahan musim penghujan bahkan lahan padi
miliknya seluas kurang dari 1 hektar hampir seluruhnya terendam banjir.
“Kalau saat ini paling tidak hanya bisa memanen sebagian saja dan harganya pasti anjlok,” keluhnya.
Soal harga Suwarno menjelaskan, kalau padi dipanen secara normal bisa
tembus Rp 3.000 sampai Rp 3.500, namun karena tingkat kebasahanya tinggi
paling maksimal dihargai oleh pembeli berkisar Rp 2.800 sampai Rp 3.000
saja.
Untuk sementara areal lahan padi yang terendam di wilayah Kecamatan
Kwadungan saat ini meliputi Desa Purwosari, Desa Sumengko, Desa Tirak
dan Desa Kwadungan.
Sedangkan di Kecamatan Pangkur masih relatif aman tetapi kalau saja
hujan masih mengguyur dengan intensitas yang sama dipastikan puluhan
hektar lahan padi juga ikut terendam.
Dengan puluhan hektar areal sawah terendam banjir secara mendadak
tersebut, Setiono Camat Kwadungan saat dikonfirmasi secara terpisah
pihaknya masih belum mengetahui besarnya kerugian materiil yang diderita
oleh ratusan petani diwilayahnya.
“Sampai sekarang kita masih mengolah data akibat banjir ini dan
diharapkan secepatnya akan tahu jumlah luasanya berapa yang terendam,”
jelas Setiono.
Kemudian Eko Heru Tjahjono, Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Ngawi menerangkan belum ada laporan korban jiwa dalam
bencana banjir kali ini.
Namun puluhan hektar sawah terendam banjir rata-rata setengah hingga satu meter.
Selaku BPBD Heru menambahkan, khususnya di wilayah Kecamatan Pangkur
tepatnya Desa Gandri, Pleset, Ngompro, dan Waruk Tengah harus
meningkatkan kewaspadaan terjadinya banjir susulan.
“Karena wilayah itu juga sering terjadi banjir akibat luapan Bengawan Madiun,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar